10 Cara Melepaskan Belenggu Diri Sendiri


1. Hadapi kenyataan: Mungkin saja yang menjadi “polisi tidur” penghambat jalan sukses anda adalah diri anda sendiri. Seringkali langkah tersulit membebaskan diri kita dari kesulitan adalah mengakui bahwa sebenarnya kita adalah biang keladi kesulitan. Karena itu, saat anda menghadapi masalah di jalan mencapai kesuksesan, pertimbangkan dengan hati-hati apakah anda merupakan sumber semua masalah tersebut.

2. Anda dapat melakukan apa yang anda inginkan. Namun bagaimanapun, anda mungkin tidak mampu melakukan semua yang anda inginkan. Belenggu kita adalah kita berusaha untuk melakukan semua hal dalam sekali waktu yang sama. Meski kita bekerja keras untuk melakukan segala hal, pada akhirnya kita hanya akan menyelesaikan sedikit hal saja. Yang kita perlukan sebenarnya adalah memusatkan perhatian pada satu atau dua proyek saja, karena hal ini justru meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan.

3. Agar mendapat gambar yang jelas, anda pelu fokus. Begitu anda mengetahui proyek-proyek mana yang akan anda erjakan, anda harus memfokuskan diri pada apa yang benar-benar diperlukan untuk mengerjakannya. Susunlah rencana selangkah demi selangkah apa dan kapan anda harus mengerjakan.

4. Apa yang tertulis di atas kertas adalah rencana, sedangkan apa yang tertulis di kepala adalah mimpi. Beberapa orang segan untuk menuliskan rencana-rencana mereka. Menulis rencana di atas kertas merupakan langkah awal menuju pencapaian hasrat seseorang. Tanpa rencana tertulis, kebanyak orang akan memulai suatu proyek namun segera perhatiannya akan teralihkan oleh banyak hal kecil yang muncul kemudian.

5. Bila anda bergerak itu belum berarti maju. Gejala pasti anda dalam belenggu kesulitan adalah saat anda telah bekerja keras namun tidak jua mendekati titik sasaran. (Hal ini sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak mau menyusun rencananya secara tertulis.) Agar anda dapat bergerak maju, anda harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada saat yang diperlukan pula.

6. Tidak memilih adalah pilihan. Penghalang jalan lain yang kita ciptakan sendiri adalah terlalu banyak memikirkan pilihan-pilihan sehingga membuat kita tidak melakukan apa-apa. “Saya bila melakukan A, B, atau C. Kalau begitu sebaiknya saya pikirkan baik-baik,” begitulah angan-angan kita. Kemudian kita mulai merenungkannya, namun kita sama sekali tidak memutuskannya. Sebenarnya pada saat itu kita melakukan sesuatu, yaitu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi coba tebak apa hasilnya? Bila anda tidak melakukan apa-apa maka hasilnya pun bukan apa-apa.

7. Pusatkan pada apa yang akan berhasil. Beberapa orang sangat pandai mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jangan melipatgandakan sesuatu yang akan berakibat negatif. Lipat gandakalah seuatu yang positif. Berkonsentrasilah pada apa yang akan berjalan baik bagi anda.

8. Bila tidak berhasil, jangan kerjakan. Salah satu pertanda “manusiawi” adalah “mengerjakan hal yang sama secara terus-menerus, namun mengharapkan hasil yang berbeda.” Saya cenderung untuk menyatakan itu sebagai pertanda “humanitas”. Terkadang banyak orang tidak mampu mengakui bahwa sesuatu tidak berjalan dengan semestinya karena alasan harga diri, “sudah dari sononya”, atau sikap keras kepala. Jika itu adalah anda, maka terimalah moto baru: “Jangan lakukan!” Bila segala sesuatunya tidak berjalan, hentikan, setel kembali persenelling, baru kemudian bergerak maju.

9. Bila anda tidak tahu, mintalah pertolongan. Kita tidak dapat mengetahui segala hal. Kita pun tak kan mampu memecahkan semua persoalan. Ada banyak konsultan, penasehat, dan pembimbing yang dapat diajak kerja sama oleh anda untuk memecahkan persoalan anda. Mintalah pertolongan mereka.

10. Bila tidak membuat anda bahagia, jangan kerjakan. Melaju di jalur menuju kesuksesan anda tidaklah mudah. Mungkin anda tidak mendapatkan keceriaan di setiap langkah anda sehingga membuat anda ingin kembali mundur ke garis start. Namun demikian, secara keseluruhan anda seharusnya merasa bahagia karena ini adalah jalan yang anda pilih. Bila anda tidak merasa bahagia maka anda perlu mengevaluasi tujuan anda atau bagaimana anda mencapai tujuan
tersebut.

(diadaptasi dari: 10 Tips to Getting Out of Your Own Way - Jim Allen)

Read more


Mari Kita Renungkan Bersama.....!!!!!!



Kalau saja Husein Mutahar adalah seorang Ary Ginanjar Agustian, tentu Paskibraka akan menjadi jauh lebih besar dari sekarang. Kalau saja Idik Sulaeman adalah seorang Yves Saint Laurent, maka atribut Paskibraka tidak dipakai sembarangan seperti sekarang. Kalau keduanya digabungkan: Mutahar dan Idik pantas menjadi milyuner!

Ini sebenarnya cerita yang harus saya tulis bulan Agustus tahun lalu. Bagaimana pada suatu malam, seorang Idik Sulaeman hadir di depan 40 anggota Paskibraka DKI Jakarta 2008. Dengan tongkat dan tertatih-tatih, lelaki berusia 75 tahun itu masih bersedia hadir sebagai ikon Paskibraka atas undangan adik-adiknya, Paskibraka DKI Jakarta, pada saat forum latihan Paskibraka Nasional di Cibubur tak lagi mengundang dirinya.

Saat itu Kak Idik datang sendirian, tanpa pendamping, kecuali ditemani beberapa Pengurus PPI DKI Jakarta. Untung saja, dan biasanya selalu begitu, Kak Idik mengajak kami (saya Syaiful “Opul” Azram dan Budiharjo “Muztbhe” Winarno) untuk ikut. Kami datang? Tak mungkin tidak. Bagaimana bisa kami membiarkan seorang Idik --yang sudah kehilangan sebagian motoriknya akibat stroke beberapa tahun lalu dan agak sulit menyampaikan pikirannya kepada orang lain-- untuk menjelaskan soal Paskibraka dan menjawab pertanyaan seorang diri.

Dan benar saja, akhirnya kami berdua harus turun tangan (walaupun sebenarnya tak mengharapkan). Kak Idik hanya menjelaskan sepatah dua kata, sisanya kami yang meneruskan. Berbagai macam pertanyaan harus dijawab, maklum adik-adik Paskibraka DKI 2008 kan ingin tahu “makhluk” apa sebenarnya Paskibraka itu, dari A sampai Z.

Mulanya, tanggapan mereka datar-datar saja ketika sejarah Paskibraka dipaparkan. Mungkin, mereka sudah pernah membaca dari sumber mana saja, buku atau wikipedia. Tapi, mereka harus ternganga tak menduga, ketika diberitahukan bahwa selain menciptakan nama PASKIBRAKA dan mengusulkannya kepada Kak Husein Mutahar, Kak Idik adalah orang yang merancang semua atribut Paskibraka: mulai dari Seragam, lambang korps, lambang anggota, dan tanda pengukuhan seperti lencana merah-putih-garuda (MPG) dan kendit kecakapan.

Decak kagum dan tepuk tangan pun menggema, ketika dijelaskan bahwa orang yang ada di hadapan mereka itu jugalah yang merancang seragam sekolah dan atributnya: putih-merah untuk SD, putih-biru untuk SMP dan putih-abu2 untuk SMA, plus badge OSIS-nya.

Apa reaksi Kak Idik mendapatkan aplaus seperti itu? “Iya benar. Saya yang merancang semua itu. Tapi tidak dibayar…” ucapnya pendek. Dan, ucapan itu kembali disambut dengan tepuk tangan…

Apa inti dari cerita saya di atas?

Saya ingin membuka pikiran kita semua, Purna Paskibraka, bahwa para penggagas dan pencetus Paskibraka adalah orang-orang yang hebat. Mereka mempunyai pemikiran yang cerdas, matang dan melanglang jauh ke depan. Namun, di balik itu semua, mereka juga selalu bekerja dengan keras, ulet, dan… tanpa pamrih !!

Husein Mutahar menggagas Paskibraka dan berhasil menciptakan latihan mental-spiritual “Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila” yang demikian komplit. Idik Sulaeman menggenapi apa yang dilakukan “kakaknya” dengan menyempurnakan silabus, sistem dan metode pelatihan… plus seragam dan atribut Paskibraka.

Bayangkan kalau paket latihan yang penuh nuansa dan kebanggaan ini dapat dikembangkan secara profesional menjadi pelatihan semacam “ESQ Leadership Training” ala Ary Ginanjar Agustian. Pelatihan Paskibraka akan menjadi lebih dahsyat dan menghasilkan alumni yang jauh lebih hebat !!

Kalaulah pelatihan “Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila” dipatenkan menjadi sebuah pelatihan kepemimpinan yang profesional, berapa “income” yang bisa diperoleh seorang Husein Mutahar. Berapa banyak pelatihan Paskibraka yang dilaksanakan setiap tahun di seluruh Indonesia yang bisa memberikan royalti? Husein Mutahar bergelimang uang…

Kalaulah Idik Sulaeman mendaftarkan seluruh rancangannya ke Direktorat Hak Cipta, bayangkan royalti yang bisa diperolehnya dari setiap potong seragam Paskibraka. Berapa banyak pula hasil dari royalti pembuatan pakaian seragam sekolah dan atributnya. Kak Idik kaya raya…

Mestinya, seluruh Purna Paskibraka menyadari ini semua… Bahwa Husein Mutahar dan Idik Sulaeman sesungguhnya telah mewariskan sebuah memorabilia yang tak ternilai harganya.

Kalaulah Kak Mutahar masih ada, saya ingin mengungkapkan hal ini padanya sekarang. Kalau Kak Idik tidak memiliki keterbatasan di usianya yang lanjut, pasti akan saya ajak “kembali” untuk menata Paskibraka. Sayang, dua-duanya tidak lagi bisa saya lakukan. Yang bisa saya kerjakan hanyalah menuliskannya dalam kata-kata…

Sebenarnya, saya lelah mendengar cerita miring soal Paskibraka, soal pelatihannya yang kian hari kian jauh dari tujuan semula. Saya juga capek melihat aktivitas Purna Paskibraka yang hanya berkutat pada masalah-masalah sepele, debat kusir tanpa ujung-pangkal, atau rebutan kursi kepengurusan yang umurnya cuma empat atau lima tahun.

Padahal, kita semua melupakan satu hal yang paling esensial: bagaimana menjaga sejarah dan warisan Paskibraka yang nilainya tak terhingga. Lalu, mengelolanya menjadi sebuah aset yang dapat dikembangkan untuk kesinambungan pembinaan seluruh Purna. Tanpa bantuan orang lain, tanpa tergantung pada siapa pun.

Impian itu selalu datang dalam tidur saya… Tapi, yang saya temui adalah hari-hari yang sama keesokan harinya…


Ditulis oleh: Syaiful Azram, Paskibraka 1978

Read more


TETAP SEMANGAT


" TIADA HIDUP TANPA KEGAGALAN ,KEKALAHAN , DAN KEJATUHAN............

AIR SUNGAI MENUJU LAUT MELEWATI JALAN YANG BERLIKU......

BERDIRILAH TEGAK KEMBALI.............................

JANGAN MEMANDANG KE BELAKANG , MASA LALU TELAH BERLALU....................

HIDUP BERJALAN TERUS............................

LANGIT YANG ABADI TETAP TIDAK BERUBAH DAN HIDUP BAGAIKAN BENTUKAN GERAKAN AWAN DI ANGKASA YANG SELALU BERUBAH-UBAH TIDAK MEMILIKI KETETAPAN DAN TIDAK ABADI . "





"CAHAYA MENTARI BILA DIFOKUSKAN AKAN MEMBAKAR KERTAS "

Read more